Suatu ketika, tak lama setelah akhir Perang Dunia II,
seorang gadis muda bertemu dengan seorang pria buta di jalan. Sang pria
buta meminta tolong sang gadis untuk mengantarkan sebuah surat ke
temannya yang berada di kota itu. Karena pria itu buta, maka ia merasa
kesulitan untuk menemukan alamat tersebut. Tentu saja gadis yang ramah
itu setuju. Pria buta itu lalu memberikannya sepucuk surat dalam amplop
dan gadis itupun pergi. Namun saat menoleh ke belakang, ia melihat pria
buta itu dengan cekatan pergi menembus kerumunan tanpa bantuan
tongkatnya.
Gadis itu menjadi curiga dan membawa
surat itu ke kantor polisi. Dua orang polisi akhirnya memutuskan untuk
menyelidikinya dan mengantarkan surat itu sendiri ke alamat yang dituju.
Ketika dua polisi itu tiba di alamat tersebut, mereka mengetuk pintu
dan seorang pria dengan rambut penuh uban membukanya. Begitu melihat
kedua polisi itu, pria itu terlihat panik dan langsung berusaha kabur.
Untunglah, kedua polisi itu berhasil menangkapnya. Curiga atas perilaku
pria itu, merekapun menggeledah ke dalam rumah itu dan terkejut akan apa
yang mereka temukan.
Di ruang bawah tanah,
mereka menemukan kotak es berisi potongan2 daging. Namun di dasar peti
tersebut, barulah mereka menemukan asal daging2 itu. Di sana, tergeletak
jenazah seorang wanita yang tak utuh lagi.
Ternyata
orang tersebut memperdagangkan daging manusia. Saat itu, seusai perang
makanan memang sangat langka dan sulit ditemukan. Pria itupun dipenjara
dan bagian paling mengerikan adalah ketika para polisi itu memutuskan
membuka dan membaca surat yang seharusnya dikirimkan gadis itu ke rumah
ini.
Isinya hanya sebuah catatan singkat berbunyi,
“Ini kiriman terakhirku minggu ini. Jadikan dia yang terakhir.”
sumber: http://mengakubackpacker.blogspot.co.id/2013/09/urban-legend-01-blind-man.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar