Alkisah ada seorang pemuda berusia 21 tahun yang
ingin berpetualang. Ia ingin menjadi backpacker, mengelilingi dunia dan
melihat kehidupan yang eksotis. Ia pikir akan menjadi suatu pengalaman
yang menyenangkan jika ia bebas menentukan kemana ia akan pergi, bertemu
dengan orang2 yang belum pernah ia kenal, dan pergi ke tempat2 yang tak
pernah ia kunjungi sebelumnya.
Tujuan
pertamanya adalah Cina. Jadi ia naik pesawat ke Beijing dan segera
menjelajah hingga pedalaman Cina. Di jalan, pemuda ini mendapatkan ide
untuk menjadikan perjalanannya lebih menantang. Ia akan naik bus secara
acak tanpa tahu kemana bus itu akan membawanya. Dengan demikian ia akan
bisa menjelajahi wilayah2 yang tidak diketahui oleh para turis dan
wisatawan lainnya. Tentu akan menjadi pengalaman yang membanggakan bila
ia menceritakan pada teman2nya tempat2 indah yang belum pernah mereka
kunjungi.
Suatu hari, ia mulai melakukan
rencananya itu. Ia naik sebuah bus secara acak tanpa tahu tujuan bus
itu. Bus itu membawanya ke pedalaman, masuk ke dalam hutan2 dan lembah2
yang eksostis. Bus itupun mulai penuh dengan warga lokal. Namun pemuda
itu merasakan keanehan.
Orang2 di dalam bus
menatapnya dengan pandangan aneh. Mereka juga memilih berdiri ketimbang
duduk di kursi sampingnya yang masih kosong. Awalnya pemuda itu merasa
maklum sebab ia adalah orang asing. Namun tatapan orang2 ini mulai
mengganggunya.
Pemuda itu memutuskan untuk
mengabaikannya, walaupun perasaannya kini mulai tidak nyaman. Bus itu
berhenti di sebuah halte dan naiklah seorang gadis cantik yang langsung
menangkap pandangan pemuda itu.
Namun gadis itu
justru tampak lebih terkejut ketika melihat pemuda itu di dalam bus.
Segera gadis itu menembus kerumunan dan duduk di samping pemuda itu.
Orang2 itu ganti menatap gadis itu.
“Apa yang
kamu lakukan di sini? Apa kau tak tahu bus ini akan membawamu?” tanya
gadis itu dengan bahasa yang dimengerti pemuda itu.
Merasa
senang ada yang bisa berbicara dengannya, pemuda itu tampak senang dan
menjawab, “Aku tak tahu. Aku sedang berpetualang dan aku sendiri
sebenarnya tak tahu kemana tujuan bus ini.”
“Aku harus memperingatkanmu kalau kamu berada dalam bahaya besar!”
“Kenapa?”
“Desa
yang kamu tuju bernama “Desa Pemakan Manusia”. Penduduknya adalah
kanibal dan mereka suka memangsa turis2 asing yang tersesat di sini.”
Pemuda
itu hanya tertawa mendengarnya. Namun melihat wajah serius gadis itu,
pemuda itu sadar bahwa gadis itu tak sedang berbohong.
“Apa kamu serius?”
“Apa kamu serius?”
“Tentu saja! Lihat saja di sekelilingmu jika kamu tak percaya. Mereka semua berasal dari desa itu.”
Pemuda
itu menatap wajah2 itu dengan ketakutan. Benar, mereka menatapnya
dengan wajah lapar, bahkan beberapa tampak membasahi bibir mereka dengan
lidah, seakan2 sedang membayangkan betapa lezatnya daging pemuda ini
nanti.
“Bus ini sudah hampir dekat dengan desa itu. Kita harus segera kabur.” Ucap gadis cantik itu.
Bus itu melambatkan diri saat hendak melewati sebuah tanjakan.
“Ini kesempatan kita! Lari sekarang!” jerit gadis itu.
Mereka
berdua segera berlari ke arah pintu dan sebelum para penumpang lain
sempat bereaksi, sang gadis segera menarik tuas darurat untuk membuka
pintu. Mereka pun segera melompat keluar. Kerumunan di belakang langsung
mengamuk dan mencoba mengejar mereka.
“Cepat lari!”
Pemuda
itu berusaha keras mengikuti gadis itu naik ke sebuah bukit yang
terjal. Setelah sekuat tenaga melarikan diri, ia menoleh dan menyadari
bahwa orang2 desa itu telah menyerah. Mereka memutuskan tidak
mengejarnya lagi dan kembali masuk ke dalam bus.
“Te...terima kasih...” pemuda itupun duduk di atas tanah sambil terengah2, namun lega, sebab nyawanya kini selamat.
“Nah,” bisik gadis itu sambil menjilat bibirnya, “akhirnya aku bisa makan sendiri.”
sumber:http://mengakubackpacker.blogspot.co.id/2013/09/urban-legend-08-backpacker.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar