Aku
pertama menyadarinya saat pacarku datang untuk membantu membersihkan
kamar apartemenku yang berantakan. Aku orangnya sangat pemalas sehingga
seringkali aku membiarkan kamarku terisi dengan sampah-sampah yang
berserakan. Yah, apa boleh buat. Aku adalah lelaki lajang yang tinggal
sendirian di kamar apartemen yang sempit.
Karena itu, pacarku
kadangkala datang dan membantuku bersih-bersih. Hari itu seperti biasa
pacarku mengumpulkan benda-benda yang ia temukan berserakan, entah di
atas meja, di lantai, atau bahkan di belakang lemari. Kemudian ia akan
menunjukkan padaku dan aku yang akan menentukan apakah barang itu harus
dibuang ataukah masih kuperlukan. Kamarku mulai terlihat rapi ketika
pacarku memperhatikan sesuatu yang tergeletak di lantai.
“Hei,
tunggu sebentar!” ia berjongkok di depan stop kontak dan menunjuk ke
seutas rambut hitam panjang yang menjulur keluar dari stop kontak.
“Rambut siapa ini?”
Aku menatap rambut itu seperti orang dungu,
lalu menatap wajah pacarku. Matanya penuh dengan rasa curiga dan
ekspresinya terasa dingin. Ia tahu semua temanku adalah laki-laki dan
tak perlu peramal hebat untuk menebak apa yang ada di pikirannya.
Rambutku benar-benar pendek dan rambutnya pun tak sepanjang itu.
Masalahnya adalah, aku tak pernah mengundang gadis lain masuk ke
kamarku, selain kekasihku itu.
Tatapannya mulai membuatku merasa
tak nyaman, jadi aku meraih ujung rambut itu dan berusaha menariknya
keluar dari soket. Rambut itu terputus. Namun sensasi yang kurasakan
saat aku menariknya keluar dari lubang stop kontak itu sama dengan
sensasi saat menarik rambut manusia yang sesungguhnya.
Perasaan
itu membuatku tidak nyaman. Aku menjatuhkan rambut itu di lantai tanpa
berpikir. Rambut itu terjatuh di atas lantai kayu apartemenku dan mulai
menari tertiup angin hingga akhirnya terbang keluar melalui jendela. Aku
berbaring dengan dadaku menyentuh lantai, mencoba melihat apa yang ada
di dalam soket. Namun mataku tak menemui apapun kecuali kegelapan.
Setelah
kejadian itu, baik aku maupun pacarku sudah melupakannya. Suatu malam
kami pergi ke tempat karaoke hingga larut malam. Karena kelelahan, aku
tertidur di atas sofa. Begitu terbangun, aku sadar bahwa aku sudah
terlambat kerja. Dengan panik, akupun lekas mandi dan segera meraih
ranselku yang tergeletak dekat dinding. Ketika aku mengangkat tas itu,
mataku tanpa sengaja melihat ke arah stop kontak itu.
Keluar
dari salah satu lubang itu adalah seutas rambut panjang berwarna hitam.
Ujungnya tergeletak di atas lantai, sedangkan ujung lainnya masih
tertelan lubang stop kontak itu. Seolah-olah rambut itu tumbuh dari
dalam lubang yang gelap itu.
Entah mengapa, aku merasa rambut
itu adalah rambut yang sama dengan yang ditemukan pacarku kemarin.
Bahkan aku merasa rambut itu berasal dari orang yang sama. Rambut itu
mulai membuatku takut, sehingga sama seperti yang dulu kulakukan, aku
menarik rambut itu dan, “Pluk!” seolah-olah aku mencabut rambut itu dari
kepala seseorang.
“Apa-apaan ini? Aku segera membuang rambut
itu dan menancapkan steker radio ke dalam stop kontak itu, mencoba
menghalanginya. Aku segera mengambil tasku dan berangkat kerja.
Radio
yang kutancapkan ke stop kontak itu cukup besar dan lama-kelamaan
akupun melupakannya. Apartemenku perlahan-lahan menjadi berantakan lagi.
Akupun membereskan buku-buku komik yang berserakan dan menatanya
menjadi tumpukan di dekat tempat tidurku. Pada malam itulah aku
mengalami kejadian yang sangat menakutkan.
Pada tengah malam,
aku terbangun karena suara gemeretak yang aneh. Aku menyalakan lampu dan
mencoba mencari asal suara itu. Ternyata suara itu berasal dari
radioku, lebih tepatnya dari pemutar kasetnya. Anehnya lagi, sebelumnya
radio itu tak terlihat dari ranjangku karena tertutup oleh tumpukan
komik yang tadi kutata. Namun kini tumpukan komik itu sudah ambruk di
lantai, sehingga aku bisa melihat radio itu dengan jelas dari tempatku
berada sekarang.
Ini tak masuk akal. Apa yang tiba-tiba membuat
tumpukan komik itu tiba-tiba ambruk? Angin? Mustahil. Apa mungkin
tumpukan buku tadi tak seimbang saat aku menatanya?
Pemutar
kaset itu kembali mengeluarkan suara gemeretak. Aku kemudian bangun dan
berusaha mematikannya. Namun begitu tanganku hampir menyentuh tombol
off, aku baru tersadar.
Radio itu dalam keadaan mati.
Akupun
berpikir radio itu mungkin rusak. Aku kemudian mengangkat radio dan
membaliknya. Saat aku menariknya, aku merasakan sesuatu menariknya
kembali.
Aku hampir saja menjatuhkan radio itu saat melihat
rambut ... banyak sekali rambut ... meliliti kabel belakang radio itu.
Asalnya dari stop kontak itu. Rambut itu sangatlah banyak, hingga
seakan-akan aku melihat bagian belakang kepala seseorang keluar dari
stop kontak itu.
Aku menarik radio itu lebih keras, namun
tolakan yang kurasakan juga semakin kuat. Akupun menaruh kembali radio
itu dan mencoba menarik rambut-rambut yang keluar dari lubang stop
kontak itu.
Aku menarik sekuat tenaga, tak peduli sekuat apapun
ia mencoba melawan. Aku merasa seakan aku mencoba menarik rambut dari
kepala seseorang. Dan akhirnya aku menang. Dengan segenap kekuatanku aku
berhasil mencabut rambut-rambut itu dari stop kontak ...
Dan darah terciprat dari dalam soket itu.
Aku menjerit sebelum akhirnya aku pingsan karena ketakutan.
Saat aku tebangun paginya, aku tahu apa yang kualami tadi malam bukanlah mimpi.
Cipratan
darah tampak di dekat soket itu. Rambut bertebaran dimana-mana. Aku
membersihkannya sendirian dan mengepaki semua barang-barangku pagi itu
juga. Aku tak bisa lagi tinggal di sini. Kalian tahu mengapa.
Mungkin rasa penasaran yang kuat menarikku untuk melihat sekali lagi ke arah stop kontak itu.
Kali ini tak ada lagi rambut.
Melainkan ...
Sebuah jari keluar dari lubang soket itu, seakan mencari sesuatu.
sumber: http://mengakubackpacker.blogspot.co.id/2014/06/urban-legend-3-stop-kontak.html
The Best Slot Machines in India - Lucky Club
BalasHapusBest Slot Machines in India. If you luckyclub have never played any casino games before, then you are well Rating: 5 · Review by Lucky Club