animasi

animasi blog

Minggu, 20 Desember 2015

Kuchisake Onna Video



Room Mate

Hasil gambar untuk room mate creepypasta



"Teman Sekamar"

   Dua wanita yang menjadi teman sekamar tinggal dikamar asrama mereka selama Universitas mereka mengadakan liburan Natal. Semua gadis gadis lain dikampus sudah pulang sehingga mereka benar benar sendirian.

Salah satu dari wanita itu ,mencoba untuk melakukan beberapa studi ,tetapi mereka akhirnya hanya menghabiskan berjam jam untuk browsing internet di laptop mereka. Tak terasa sudah larut malam ,salah satu dari mereka merasa lapar sehingga dia mengatakan kepada teman sekamarnya bahwa dia akan turun untuk mencari beberapa makanan didapur. Dia meyakinkan temannya dia akan kembali dalam beberapa menit. Lalu ia mengambil kunci untuk membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju lorong.

Gadis lainnya duduk dikamarnya, dengan memangku laptop dan menunggu teman sekamarnya itu kembali. Setelah beberapa saat, dia mulai merasa ngantuk sehingga ia melepas pakaiannya dan naik ke tempat tidur. Saat ia hendak tertidur ia mendengar teriakan datang dari lorong. Dia membeku ketakutan ,hatinya berdebar sangat kencang. Suara teriakan itu tiba tiba berhenti, tapi digantikan oleh suara seperti sesuatuyang diseret. Gadis itu ketakutan . Dia tidak bisa mengunci pintu karena teman sekamarnya telah membawa kunci kamarnya. Semua yang dia bisa lakukan adalah berbaring disana ,menggigil. Suaranya semakin mendekat dan lebih mendekat.

Dia mendengarkan suara tersebut sambil gemetar ketakutan. Suara menyeret itu semakin dekat, dan akhirnya berhenti tepat diluar pintu. Kemudian, ada sesuatu yang mulai menggores pintu, seperti suara benda tajam yang digoreskan ke pintu. Karna ketakutan ,gadis itu melompat dari tempat tidur dan bersembunyi di lemari. Gadis itu takut untuk bergerak sedikitpun. Suara menggaruk itu tampaknya tidak akan berhenti semalaman. Akhirnya gadis itu tertidur, meringkuk didalam lemari.

Keesokan paginya, gadis itu dengan hati hati melangkah keluar dari lemari. Suara menggaruk telah berhenti tapi dia masih terlalu takut untuk membuka pintu. Ketika ia melihat keluar jendela ,dia melihat tukang pos lewat dan ia pun berteriak untuk meminta bantuan. Ia menyuruh tukang pos itu naik kekamarnya dan mengecek apakah ada seseorang yang mencurigakan diluar kamarnya.

Dia mendengar langkah kaki tukang pos masuk melalui asrama perguruan tinggi dan mendekat menaiki tangga,menuju lorong. Ketika langkah kakinya sudah berada didepan kamarnya. Tiba tiba langkahnya berhenti.
"Apakah semuanya OK?" Teriak gadis itu dari dalam kamarnya.

Selama beberapa detik, hanya ada keheningan

"Ya semuanya OK" teriak tukang pos itu "Aku hanya tinggal mengecek kamarmu. Aku akan segera memanggil polisi" Gadis itu curiga karena nada tukang pos tersebut terdengar sangat ketakutan.
"Apa ada yang salah? Jika tidak ,aku akan keluar" tanya gadis itu

"TIDAK!" Jawab tukang pos penuh kepanikan . "Tetaplah dimana kamu berada. Jangan keluar dari sana!"

Tapi terlambat ,gadis itu telah memutar pegangan pintu dan membuka pintu kamarnya. Setelah pintu terbuka, gadis itu melihat tukang pos berdiri disana ,wajah nya pucat dan matanya membuka lebar ketakutan. Melihat ekspresi tukang pos itu, ia pun menunduk dan berteriak ngeri atas apa yang dia lihat sekarang.

Mayat teman sekamarnya yang sudah tergeletak dilantai, terbaring dalam genangan darah. Ada kapak tertancap dikepalanya dan kuku jarinya berdarah karena menggores di pintu untuk meminta bantuan.

cr: nightmarefear.co.id

Rabu, 16 Desember 2015

Nikushiba (versi 1)

 Hasil gambar untuk nikushiba creepypasta



Aku adalah seseorang yang bekerja sebagai Analis makanan, aku sudah datang ke banyak tempat di negara-negara yang terkenal dengan sajian kulinernya.
Biasanya, aku datang berkunjung ke Negara tertentu setelah mendapat rekomendasi dari seseorang. Suatu, hari. Saat aku berada di Eropa, ada seseorang yang merekomendasikan sebuah tempat yang harus aku kunjungi. Dia menjelaskan tempat ini sangat jarang terekspose, karena sajian kulinernya yang sudah sangat-sangat terkenal, namun hanya orang-orang tertentu yang bisa mencicipinya.
Mendengar itu, aku menjadi sangat tertarik untuk mengunjunginya.
Pria itu menjelaskan kepadaku. “Pergilah ke Negara Jepang, dan singgahlah di Parawisata menuju Gunung Fuji, turunlah ketika kau sudah sampai di pemberhentian tepat di jalanan sebelum keluar dari area Hutan lindung, kau akan menemukan sebuah jalan setapak untuk mendaki.
Masuklah, dan kemudian telusuri jalan itu. Bila beruntung, kau akan bertemu dengan seseorang. Siapapun yang kau temui itu, dia tidak akan datang bertanya kepadamu, jadi, kau yang harus datang kepadanya. Katakan kepadanya “NikuShiba” kepadanya, dan dia akan mengerti. Kemudian dia akan membawamu menuju sebuah restoran yang menyajikan sajian kuliner budaya yang sudah di jaga turun temurun oleh mereka yang mengelolanya”
**
Musim panas, aku akhirnya memutuskan pergi ke Negara jepang seperti apa yang di katakan oleh kenalanku. Aku melakukan semua prosedur yang dia ceritakan.
Tanpa ku sadari, aku sudah berada di jalan setapak menuju Gunung Fuji, setidaknya aku sudah berjalan lebih dari 40 menit, namun aku belum menemukan tanda apapun disini. Tempat ini sangat sunyi, tidak ada yang bisa ku lihat selain, Pohon-pohon besar tua dengan sulur dimana-mana.
Aku mulai mempertanyakan apa yang kenalanku katakan. Apakah dia sedang mengerjaiku. Karena bila itu benar, maka ini adalah lelucon terburuk yang pernah di katakan oleh seseorang.
Aku meneguk air putih, saat. Suara dari gerobak terdengar olehku. Aku melihat seorang pria tua mendorong gerobak di tengah hutan. Melihat itu, aku menghampirinya.
Aku berusaha menyapanya, dan berbicara kepadanya. Namun pria itu sama sekali tidak mendengarkanku. Dia masih sibuk mendorong gerobaknya di tengah-tengah hutan.
Aku teringat dengan pesan temanku, kemudian ku ucapkan kepadanya. “NikuShiba”.
Pria itu berhenti untuk beberapa saat. Kemudian tersenyum dan membungkuk kepadaku, seperti kebanyakan orang jepang saat menyapa seseorang.
Pria itu kembali mendorong gerobaknya, dan aku mulai mengikutinya.
Setelah menempuh perjalanan yang panjang, aku terkejut melihat sebuah Paviliun tua, yang masih sangat terawat. Tempatnya besar, dan masih sangat terjaga dengan tradisi. Aku tidak menemukan listrik dimanapun, sepertinya. Kabar tentang orang jepang yang sangat menghormati tradisi nenek moyang mereka itu bukanlah hisapan jempol. Pria itu merentangkan tanganya, memintaku untuk mengikutinya.
Dia memintaku untuk duduk di bantal kecil, kemudian meninggalkanku. Aku masih memikirkan apakah ini adalah tempat yang kenalanku maksud sebelumnya.
Tidak beberapa lama kemudian, banyak wanita masuk dan menyajikan berbagai olahan masakan di atas mejaku. Aku sangat terkejut, mereka melayaniku dengan sangat baik, layaknya aku adalah tamu kehormatan yang penting.
Aku mencoba bertanya beberapa hal, namun tidak ada satupun dari mereka yang menjawab atau melihatku. Mungkin mereka tidak bisa menggunakan bahasa inggris, aku mencoba mengerti. Setelah para wanita itu pergi, pria yang ku temui berjalan masuk. Dia membungkuk, dan duduk di depanku. Kemudian mengatakan “NikuShiba”.
Mataku memandang olahan makanan di depanku, semuanya terlihat menggiurkan, aku bisa melihat sushi berbagai bentuk, kemudian daging, dan sake, banyak makanan yang ingin aku cicipi. Aku mulai melahap makanan di depanku, ketika aku menggigitnya, rasanya seolah lumer di mulutku. Seperti mencelos masuk dengan lembut melewati kerongkonganku, setiap gigitanya terasa kenyal namun sangat nikmat. Aromanya yang harum, kemudian rasanya yang sangat tidak masuk akal, membuatku geleng-geleng. Ini adalah makanan terlezat yang pernah ku rasakan sebelumnya.
Aku tidak bisa berhenti memuji setiap, makanan itu masuk ke dalam perutku.
Setelah jamuan itu selesai, aku bertanya pada pria di depanku.
“apakah anda mengerti dengan ucapanku?”
Dia hanya diam dan tersenyum menatapku. Aku pikir dia memang tidak mengerti. Namun, aku adalah seorang Anlis maknan, dunia harus tahu tempat ini. Setelah aku pulang, aku akan menulisnya dan membuat semua orang datang kesini.
Aku mencoba berinteraksi dengan pria tua itu kembali. Aku menunjuk makanan itu dan memintanya memberitahu resepnya, bagaimana sushi ini di olah, bagaimana daging ini di sajikan, bagaimana makanan ini di buat. Aku menjelaskanya secara detail menggunakan bahasa isyarat, dan sepertinya dia mengerti. Dia seolah memintaku beristirahat dan nanti, dia akan menunjukkanya.
Setelah aku puas beristirahat, pria itu mengajakku. Dia kembali mendorong gerobaknya di tengah sore—hari kian gelap. Dan aku mencoba bertanya kenapa tidak pergi, saat pagi hari saja. Namun dia hanya diam.
Dia membawa lampu pijar di atas gerobaknya. Mendorong menyusuri hutan yang gelap.
Saat kami berjalan cukup jauh, dia berbicara kepadaku “apakah anda tuan—berjanji akan tetap menjaga rahasia tradisi kami?”
Aku terlihat bingung,
“ini adalah tradisi kami, turun temurun sejak buyutnya buyutku menjalankanya. Restoran kami sudah berdiri lebih dari satu abad. Dan kami akan selalu menerima tamu dari manapun yang ingin merasakan makanan para Dewa.”
Aku cukup terkejut dia bisa berbicara dengan bahasa inggris. “jadi tuan” katanya “ kau akan berjanji menjaga rahasia tradisi kami ini?”
Aku mengangguk dan mengatakan untuk berjanji menjaga tradisinya.
Dia tersenyum, kemudian berhenti di bawah Pohon yang besar. Aku menatap ke sekeliling, namun tidak ada apapun disini.
“Daging olahan yang anda makan berasal dari sana?” pria tua itu menunjuk ke atas pohon.
Aku mematung, mengangah melihat apa yang ada di atas. “banyak mayat tergantung di atas kami, mungkin ada tujuh sampai sepuluh mayat”
“jadi—tadi, saya memakan-makanan dari daging--ini?” aku menelan ludah,
“Iya tuan. Itu adalah cara kami untuk menjaga tradisi disini. Orang-orang yang bunuh diri, mereka tidak akan di terima di sisi dewa, namun dengan memakan tubuh mereka. Kita telah membantunya untuk menuntun mereka saat kita nanti meninggal. Begitulah tradisi ini agar tetap terjaga. Apakah ada yang salah?” kata pria itu menatapku.
Aku terdiam untuk beberapa saat. Kemudian tersenyum kepadanya “Tentu saja, tidak!! Pantas saja. Daging yang aku makan tadi, rasanya aku pernah mencobanya saat ada di Afrika”

Source: MandokuSa
cr: Creepypasta Indonesia

Ashatikane

Hasil gambar untuk ashatikane creepypasta






   Aku adalah seorang turis yang kebetulan berkunjung ke Jepang saat musim panas. Aku pikir, Jepang adalah negara yang indah dengan beragam budaya lokal yang menarik. Namun sepertinya aku harus merubah presepsi itu , setidaknya setelah aku mengenal permainan itu. Permainan yang tak pernah kulupa sepanjang hidupku.


   Mereka menyebutnya dengan Ashatikane atau entahlah ,logat mereka sangat sulit ditiru. Namun dari beberapa sumber kenalanku yang mengetahui ceritaku , itu adalah permainan kuno. Nama asli permainan itu adalah "Perjalanan Kematian"

   Ada garis harafiah yang tidak bisa dijelaskan kenalanku tentang makna sebenarnya permainan ini. Dia menjelaskan lebih jauh, sebenarnya ini bukanlah jenis permainan melainkan sebuah tradisi untuk bertemu dengan seseorang yang sudah meninggal. Aku tidak akan menjelaskan ini lebih jauh, namun inti dari tradisi ini adalah untuk bertemu dengan siapapun yang ingin kau temui namun dia yang ingin kau temui adalah orang yang sudah mati. Karena dalam ajaran Shinto, orang yang mati ,tidak akan langsung ke alam lain, melaikan dia akan mengikuti siapapun yang dia sukai semenjak di dunia. Aku tidak ingin membicarakan ini lebih jauh jadi aku langsung saja menceritakan bagaimana aku mengalami semua ini.

   Suatu sore, aku berkunjung disebuah kuil di utara Tokyo, dan aku bertemu dengan segerombolan para gadis remaja, mereka sedang tampak membicarakan sesuatu dengan nada bercanda. Aku juga adalah remaja, dan ku fikir ikut bergabung dengan mereka adalah cara yang tepat untuk saling mengenal budaya jepang lebih jauh.

   Seperti kebanyakan orang Jepang, mereka akan memandangmu sinis, agak canggung awalnya, namun perlahan lahan mereka mulai mencoba akrab. Kami banyak menghabiskan waktu untuk berbicara dan mereka tampak menyenangkan, termasuk mengajaku makan disebuah kedai, kau bisa menemui kedai disepanjang jalan atau bawah jembatan dengan mudah. Mereka menjelaskan kedai kedai ini adalah  budaya yang sudah ada sejak jaman dulu.

   Waktu semakin larut , dan ku pikir aku harus kembali kehotelku. Jadi aku segera berpamitan ,namun seorang gadis menghentukan ku, dia mengatakan "bukan kah anda ingin mengenal budaya jepang?"

"Ya" Jawabku antusias

"Kalau begitu, kamu harus tau . Tidak sopan meninggalkan para gadis di kedai, dan cara berpamitan yang benar bukan seperti yang kamu lakukan"

Untuk beberapa saat ,aku menangkap sirat pandangan para gadis, entah kenapa pandangan mata mereka seperti ingin mengerjaiku. Namun aku adalah orang asing dan bila mereka mengatakan aku tidak sopan, maka seperti nya itu memang tidak sopan. Jadi aku bertanya pada mereka apa yang harus aku lakukan .

Mereka menjelaskan cara berpamitan yang benar adalah dengan melakukan permainan "Ashatikane"  Aku mengangkat alis , dan mereka sudah tau maksudku dengan langsung mengatakan "ini hanya sebentar kok,sekitar 5 menit" Ku pikir 5 menit bukan lah waktu yang panjang, jadi aku setuju dengan cara bermain mereka.

Mereka membawa ku pada sebuah jalanan yang sepi, yang mengarah pada perempatan. Salah satu gadis mengambil sebuah dasi dari tas nya dan berniat mengikatnya dimataku , namun ia menjelaskan lebih dulu tentang apa saja yang harus ku lakukan. Gadis lain memberikan ku sepasang sumpit di tanganku.

"Kami biasa memainkan ini untuk melihat setulus apakah perkenalan kita" Ucap gadis berambut panjang yang cukup manis, "Jadi bila kamu menang dalam permainan ini ,mungkin kita memang ditakdirkan untuk menjadi sahabat atau lebih jauh, kita berjodoh" Aku tidak bisa menyembunyikan wajahku yang memerah.

"Kau hanya perlu berjalan lurus dengan mata tertutup menuju tempat ditengah jalan itu , saat berjalan kau harus membuat sumpit ini berdenting dengan menepuknya satu sama lain, setelah itu tetap fokus dan berjalan lurus ,bila kau berhasil maka kita akan tau jawabannya"

Setelah mendengarnya, aku berfikir itu adalah hal yang mudah jadi aku segera melakukan nya setelah mereka menutup mataku. Untuk sejelak aku mendengar mereka mengatakan sesuatu. Aku memang tidak terlalu menguasai bahsa Jepang, namun aku cukup mengerti bahasa sehari-hari mereka, dan apa yang mereka katakan itu seperti sebuah mantra.

Pandangan ku sepenuhnya gelap. Aku sudah tidak mendengar suara mereka, sangat hening lebih dari keheningan . Tangan ku gemetar. Aku mencoba melepaskan penutup mataku, namun tiba tiba suara pemecah yang membuatku tersentak terdengar seperti wanita menjerit sangat keras, aku sampai ketakutan.

Aku mulai berjalan ,angin berhembus sangat kencang. Suasana dingin terasa sampai menusuk tulangku dan perlahan suara suara itu muncul.

Aku bisa mendengar suara tawa cekikikan seolah aku adalah bahan lelucon, namun bukan suara para gadis melainkan suara melengking yang tak bisa aku jelaskan. Perlahan suara itu menjadi suara tangisan dan jeritan, sangat memekikan dan menyakitkan . Kakiku gemetar dan aku mulai kehilangan keberanian . Apapun yang terjadi padaku,aku seperti berjalan ditengah tengah keramaian. Aku berjalan tertatih tatih ,namun suara itu membuat otakku tak karuan. Penderitaan dan kesenangan terdengar memekikan,sampaiaku merasakan sesuatu mencengkram lengan ku,menghempaskanku, dan berusaha mencekikku sangat kuat. Sesuatu yang lunak membasahi pipiku,seperti jilatan lidah. Aku mencoba melawan ,namun apapun itu ia berteriak sangat keras. Aku tidak tahu apa yang terjadi ,hingga aku berfikir untuk melepas penutup mataku. Bila aku tewas disini setidaknya aku tahu siapa yang mencoba membunuhku.

Kutarik penutup mataku dengan tangan kiriku, dia mencoba mencegahnya namun aku berhasil membukanya. Ketika aku membuka penutup mataku, aku tidak melihat siapapun di depanku, bahkan tidak ada siapapun kecuali aku sendiri. dan para gadis itu.. mereka lenyap. Aku segera berlari menyelamatkan diri. Aku tidak lagi menceritakan ini kepada siapa pun . Akibat trauma yang membayangi ku,bahkan terkadang aku masih mendengar suara suara itu.

Hingga akhirnya aku berani menulis ini dan menceritakan nya pada kenalanku. Kenalan ku mengatakan aku adalah orang yang beruntung bisa selamat dari tempat itu, karena bila kau berhasil melihatnya... dia tidak akan melepaskanmu.

Para gadis itu melakukan itu hanya untuk bermain main. Namun kemungkinan para gadis itu adalah salah satu hamba dari mereka. Aku hanya ingin mengingatkan kalian ,dan ini dari kenalan ku. Bila kalian pergi kejepang dan berkunjung ke kuil yang ada dimana pun , jangan pernah mendekati gadis yang sedang bergerombol. Karna biasanya para gadis Jepang tidak suka bergerombol, terutama di kuil kuil.



cr: https://cijechan.wordpress.com

Just Another Night




Hasil gambar untuk just another night creepypasta

   Sudah hampir jam 12 tengah malam ketika ponselku berbunyi menandakan ada panggilan masuk, aku meraih ponselku yang tergeletak diatas meja didepanku. Itu Mike, adikku, dia selalu pulang malam ,bahkan tidak jarang dia tidur di luar rumah. Saat aku angkat telepon dari Mike, aku hampir tidak bisa mendengar suaranya. Terlalu banyak musik yang keras terdengar ,pasti malam ini Mike pergi ke diskotik lagi.

"Key! aku akan pulang sekarang. Trent bilang dia harus pulang agar besok dia bisa keacara keluarganya"

"Oke Mike.. aku akan menunggumu. Apakah kau membawa uang lebih untuk naik taksi?"

"Tenang saja , Jason temannya Trent akan mengantarkan ku pulang"

"Apa dia munum tadi?"

"Hanya satu atau dua gelas bir. Dia bilang ,dia baik baik saja. Tenang saja, aku akan segera pulang jangan khawatir Key"

"Ingat Mike, aku mengunci pintu jika aku ingin tidur.. kau tidak akan bisa masuk rumah"

"Haha, tenang saja key..aku tidak akan tidur dihalaman lagi"

   Mike seperti berbicara dengan temannya,namun tidak terdengar jelas . Mike menutup telpon. Aku kembali menonton film, entah film keberapa yang aku tonton dari tadi hanya untuk menunggu Mike pulang. Aku hanya tinggal berdua dengan Mike dan dia selalu pulang dalam keadaan mabuk.

   Aku meninggalkan film ku sejenak, untuk membuat beberapa makanan aku membuat omlet dan pasta .Kemudian kembali keruang tamu untuk menonton film. Tak lama ponselku berbunyi dan itu Mike.

"Umm, begini..mobil Jason menabrak tiang,jadi aku pulang naik bus"

"Apa kau baik baik saja?"

"Tenang Key, aku baik baik saja, polisi juga ada disini"

"Apa kau tau rute naik bus kerumah?"

"Key..Key..kau tidak mengenal adikmu dengan baik, aku pandai dalam hal arah pulang,jadi tenang saja."

Lagi lagi dia menutup telponnya ,aku kembali menikmati makanan dan film ku sampai ponselku kembali berbunyi.

"Syukurlah kau angkat teleponnya.. sudah satu jam aku mencoba menelponmu"

"Gezz..apa kau mabuk? Kau baru saja menelpon ku setengah jam yang lalu"

"Aku tidak bercanda key, aku menaiki bus yang entah menuju kemana, disini gelap dan bus ini tidak berhenti meskipun aku memohon supir untuk berhenti, bahkan aku tidak yakin ,orang orang dibus ini bisa bicara"

"Okay Mike, kau sudah terlalu mabuk. cepat cari taksi dan segera pulang ,aku akan membuatkan susu untukmu, aku harus menutup telpon ini"

"Tunggu Key! Tunggu! Jangan tutup telponnya! jangan biarkan aku sendiri. Entah sudah berapa lama aku disini, dan berpindah pindah bis, mungkin sudah seminggu, sebulan, bahkan setaun aku disini. Aku sedang berjalan saat ini, disini sangat gelap key. Kegelapan seperti menghampiriku"

"Dan kegelapan itu biasa kita sebut "MALAM" Jadi Mike ,jangan bermain main dengan ku"

"Aku serius key,tapi tunggu key.. aku sepertinya segera sampai rumah. Aku mengenal jalan ini, jangan tutup telponnya"

"Cepat Mike, aku sudah mengantuk"

"Key dimana rumah kita?"

"Bodoh! rumah kita tetap berada di tempat kau meninggalkannya ,rumah kita masih berada di jalan Eve-....kau dimana?"

"Aku ada dijalan Everest, terlalu gelap, bisa kah kau menyalakan lampu?"

"Oke, aku akan menyalakan lampu, bisa kau lihat?"

"Aku lihat key. Aku segera kesana"

Aku masih belum menutup telpon nya. Terdengar ketukan pintu, mungkin itu Mike. Ku buka pintu tapi ternyata itu bukan Mike, itu polisi. Mereka membawa berita yang sangat mengagetkanku ,mereka bilang kalau 'Mike meninggal salam kecelakaan' . Aku tidak mungkin bilang pada polisi itu kalau Mike sedang menelponku.

Setelah polisi pergi, suara Mike terdengar lagi melalui ponsel "Key, aku lihat ada polisi datang, ada apa?"

Aku bingung harus menjawab apa, aku menutup telpon Mike dan aku kembali ke Sofa ,sampai terdengar ketukan pintu. Aku tidak membukanya, dan ponselku berbunyi menandakan pesan masuk.

"Key, Aku sudah di depan pintu .. Kenapa kau tidak membuka pintu? apa kau sudah tidur? Key.. Key aku kedinginan, disini terlalu gelap. Kumohon Key, buka pintu!"


Cr: Creepypasta Indonesia