animasi

animasi blog

Rabu, 16 Desember 2015

Ashatikane

Hasil gambar untuk ashatikane creepypasta






   Aku adalah seorang turis yang kebetulan berkunjung ke Jepang saat musim panas. Aku pikir, Jepang adalah negara yang indah dengan beragam budaya lokal yang menarik. Namun sepertinya aku harus merubah presepsi itu , setidaknya setelah aku mengenal permainan itu. Permainan yang tak pernah kulupa sepanjang hidupku.


   Mereka menyebutnya dengan Ashatikane atau entahlah ,logat mereka sangat sulit ditiru. Namun dari beberapa sumber kenalanku yang mengetahui ceritaku , itu adalah permainan kuno. Nama asli permainan itu adalah "Perjalanan Kematian"

   Ada garis harafiah yang tidak bisa dijelaskan kenalanku tentang makna sebenarnya permainan ini. Dia menjelaskan lebih jauh, sebenarnya ini bukanlah jenis permainan melainkan sebuah tradisi untuk bertemu dengan seseorang yang sudah meninggal. Aku tidak akan menjelaskan ini lebih jauh, namun inti dari tradisi ini adalah untuk bertemu dengan siapapun yang ingin kau temui namun dia yang ingin kau temui adalah orang yang sudah mati. Karena dalam ajaran Shinto, orang yang mati ,tidak akan langsung ke alam lain, melaikan dia akan mengikuti siapapun yang dia sukai semenjak di dunia. Aku tidak ingin membicarakan ini lebih jauh jadi aku langsung saja menceritakan bagaimana aku mengalami semua ini.

   Suatu sore, aku berkunjung disebuah kuil di utara Tokyo, dan aku bertemu dengan segerombolan para gadis remaja, mereka sedang tampak membicarakan sesuatu dengan nada bercanda. Aku juga adalah remaja, dan ku fikir ikut bergabung dengan mereka adalah cara yang tepat untuk saling mengenal budaya jepang lebih jauh.

   Seperti kebanyakan orang Jepang, mereka akan memandangmu sinis, agak canggung awalnya, namun perlahan lahan mereka mulai mencoba akrab. Kami banyak menghabiskan waktu untuk berbicara dan mereka tampak menyenangkan, termasuk mengajaku makan disebuah kedai, kau bisa menemui kedai disepanjang jalan atau bawah jembatan dengan mudah. Mereka menjelaskan kedai kedai ini adalah  budaya yang sudah ada sejak jaman dulu.

   Waktu semakin larut , dan ku pikir aku harus kembali kehotelku. Jadi aku segera berpamitan ,namun seorang gadis menghentukan ku, dia mengatakan "bukan kah anda ingin mengenal budaya jepang?"

"Ya" Jawabku antusias

"Kalau begitu, kamu harus tau . Tidak sopan meninggalkan para gadis di kedai, dan cara berpamitan yang benar bukan seperti yang kamu lakukan"

Untuk beberapa saat ,aku menangkap sirat pandangan para gadis, entah kenapa pandangan mata mereka seperti ingin mengerjaiku. Namun aku adalah orang asing dan bila mereka mengatakan aku tidak sopan, maka seperti nya itu memang tidak sopan. Jadi aku bertanya pada mereka apa yang harus aku lakukan .

Mereka menjelaskan cara berpamitan yang benar adalah dengan melakukan permainan "Ashatikane"  Aku mengangkat alis , dan mereka sudah tau maksudku dengan langsung mengatakan "ini hanya sebentar kok,sekitar 5 menit" Ku pikir 5 menit bukan lah waktu yang panjang, jadi aku setuju dengan cara bermain mereka.

Mereka membawa ku pada sebuah jalanan yang sepi, yang mengarah pada perempatan. Salah satu gadis mengambil sebuah dasi dari tas nya dan berniat mengikatnya dimataku , namun ia menjelaskan lebih dulu tentang apa saja yang harus ku lakukan. Gadis lain memberikan ku sepasang sumpit di tanganku.

"Kami biasa memainkan ini untuk melihat setulus apakah perkenalan kita" Ucap gadis berambut panjang yang cukup manis, "Jadi bila kamu menang dalam permainan ini ,mungkin kita memang ditakdirkan untuk menjadi sahabat atau lebih jauh, kita berjodoh" Aku tidak bisa menyembunyikan wajahku yang memerah.

"Kau hanya perlu berjalan lurus dengan mata tertutup menuju tempat ditengah jalan itu , saat berjalan kau harus membuat sumpit ini berdenting dengan menepuknya satu sama lain, setelah itu tetap fokus dan berjalan lurus ,bila kau berhasil maka kita akan tau jawabannya"

Setelah mendengarnya, aku berfikir itu adalah hal yang mudah jadi aku segera melakukan nya setelah mereka menutup mataku. Untuk sejelak aku mendengar mereka mengatakan sesuatu. Aku memang tidak terlalu menguasai bahsa Jepang, namun aku cukup mengerti bahasa sehari-hari mereka, dan apa yang mereka katakan itu seperti sebuah mantra.

Pandangan ku sepenuhnya gelap. Aku sudah tidak mendengar suara mereka, sangat hening lebih dari keheningan . Tangan ku gemetar. Aku mencoba melepaskan penutup mataku, namun tiba tiba suara pemecah yang membuatku tersentak terdengar seperti wanita menjerit sangat keras, aku sampai ketakutan.

Aku mulai berjalan ,angin berhembus sangat kencang. Suasana dingin terasa sampai menusuk tulangku dan perlahan suara suara itu muncul.

Aku bisa mendengar suara tawa cekikikan seolah aku adalah bahan lelucon, namun bukan suara para gadis melainkan suara melengking yang tak bisa aku jelaskan. Perlahan suara itu menjadi suara tangisan dan jeritan, sangat memekikan dan menyakitkan . Kakiku gemetar dan aku mulai kehilangan keberanian . Apapun yang terjadi padaku,aku seperti berjalan ditengah tengah keramaian. Aku berjalan tertatih tatih ,namun suara itu membuat otakku tak karuan. Penderitaan dan kesenangan terdengar memekikan,sampaiaku merasakan sesuatu mencengkram lengan ku,menghempaskanku, dan berusaha mencekikku sangat kuat. Sesuatu yang lunak membasahi pipiku,seperti jilatan lidah. Aku mencoba melawan ,namun apapun itu ia berteriak sangat keras. Aku tidak tahu apa yang terjadi ,hingga aku berfikir untuk melepas penutup mataku. Bila aku tewas disini setidaknya aku tahu siapa yang mencoba membunuhku.

Kutarik penutup mataku dengan tangan kiriku, dia mencoba mencegahnya namun aku berhasil membukanya. Ketika aku membuka penutup mataku, aku tidak melihat siapapun di depanku, bahkan tidak ada siapapun kecuali aku sendiri. dan para gadis itu.. mereka lenyap. Aku segera berlari menyelamatkan diri. Aku tidak lagi menceritakan ini kepada siapa pun . Akibat trauma yang membayangi ku,bahkan terkadang aku masih mendengar suara suara itu.

Hingga akhirnya aku berani menulis ini dan menceritakan nya pada kenalanku. Kenalan ku mengatakan aku adalah orang yang beruntung bisa selamat dari tempat itu, karena bila kau berhasil melihatnya... dia tidak akan melepaskanmu.

Para gadis itu melakukan itu hanya untuk bermain main. Namun kemungkinan para gadis itu adalah salah satu hamba dari mereka. Aku hanya ingin mengingatkan kalian ,dan ini dari kenalan ku. Bila kalian pergi kejepang dan berkunjung ke kuil yang ada dimana pun , jangan pernah mendekati gadis yang sedang bergerombol. Karna biasanya para gadis Jepang tidak suka bergerombol, terutama di kuil kuil.



cr: https://cijechan.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar