animasi

animasi blog

Sabtu, 08 Agustus 2015

Know The Neighbour (kenalilah tetanggamu)

Penulis: Lynne Darlington

   Aku tak biasanya akrab dengan tetanggaku. Hanya ada tiga kamar dilantai apartemenku,namun aku tak ingat kapan terakhir kali aku berbicara dengan Jude dan Stella. Aku sama sekali tak heran saat mengetahui mereka pindah. Namun aku terkejut mereka sama sekali tak memberitahuku tentang hal itu.

  Tapi sudahlah,tetangga baruku namanya Ken. Dari sekilas melihat kamar apartemennya, sebagian besar barang barang milik Jude masih disana. Kurasa mereka tinggal meninggalkannya dan menjualnya bersama dengan kamar mereka. Keputusan yang tepat. Aku bayangkan pasti sangat merepotkan memindahkan furniture sebanyak itu. Satu satunya hal yang baru adalah sebuah lukisan. Aku melihatnya tersandar di sofa saat aku mengintip kedalam. Lukisan itu terlihat seperti peta yang kuno, tersusun atas bagian bagian berbeda yang sepertinya melambangkan negara negara. Setelah berpikir sejenak,tak hanya Ken menggunakan sebagian besar perabotan Jude,ia bahkan berpakaian sedikit sepertinya.

   Aneh bagaimana aku tidak begitu mengenal Jude dan Stella. Kau tahu lah,hubungan canggung para tetangga masa kini yang hanya saling menyapa ketika bertemu dilorong. Kadang kala kami berjanji untuk mampir dan ngobrol, namun itu semua hanya basa basi semata.

   Ken berbeda. Ia datang malam itu juga ke kamar apartemen ku,namun saat itu aku sedang bersiap- siap untuk keluar. Bahkan, ia datang hampir tiap malam. Karena aku sibuk diluar rumah,selalu saja ada alasan sopan bagiku untuk menolak ajakannya.

   Pada awalnya, Ken hanya mampir untuk meminjam sesuatu. Dengan senyum lebar diwajahnya, ia akan berdiri dipintuku dan meminjam gunting atau selotip. Ia bahkan meminjam peralatan dapurku. Dari bau masakannya sepertinya ia menggunakan kompor kecil yang biasa digunakan untuk kemping. Apakah mungkin perusahaan gas belum menyambungkan saluran gasnya?

   Aku kadang menawarkannya untuk menggunakan dapurku,namun ia selalu saja menolak. Benar benar pria yang sopan. Namun walaupun Ken terlihat baik dan ramah, aku harus mengatakan bahwa ia sedikit keras kepala. Sejak pertengahan minggu lalu, ia datang tiap malam sekali atau duakali, kadang bahkan sampai tiga kali. Ia juga mengundangku untuk duduk duduk di apartemennya. Pertama ia mengajakku melihat pertandingan olahraga di televisi ,namun aku mengatakan kalau aku nanti hanya akan membuatnya bosan. Ia terlihat sedih dan kembali mencobanya beberapa jam kemudian, hingga aku akhirnya menjadi lelah menolak semua ajakannya.

   Akan tetapi,ken terdengar seperti orang lokal. Bahkan, ia tampaknya lebih tau tentang lingkungan ini  lebih dari pada orang lain yang tinggal lebih lama dari pada dia. Ketika aku akan membuat duplikat kunci dan bertanya kepadanya,ia pun menggambarkan jalan menuju toko kunci dalam cara yang tak pernah ku dengar sebelumnya. 
"pergilah kejalan itu" katanya "dan ketika kamu melihat wajah seorang kasir yang gemuk,beloklah ke kiri"

ia melanjutkan

   "Ketika kamu melewati poster film dewasa yang membuat setiap laki laki malu melihatnya ,belok lah ke kanan. Toko nya adalah satu satunya toko dengan dua orang dibelakang kasir,wanita yang sudah menikah dan pria muda yang tertawa dengan enggan pada setiap leluconnya"

    Dekskripsinya benar benar membuatku takut ,namun kenyataannya ketika aku berjalan sepanjang rute tersebut, kata katanya masih terngiang di kepalaku dan aku melihatnya benar benar terjadi.
Ken menjadi lebih keras kepala sejak saat itu,seakan ia sudah merasa kehilangan kepercayaan ku. Kemarin ia datang hingga tiga kali. Pertama ia memintaku datang untuk membantunya dengan sesuatu,namun aku sedang bersiap siap mandi lalu aku melupakannya. Kemudian dia datang kembali,meminta apakah aku mau bermain scrabble. Pertama aku mengira ia hanya bercanda , namun kali ini ia memiliki tatapan serius yang aneh. Aku hanya mengatakan bahwa aku sedang menunggu telepon yang penting.

   Ketiga kalinya adalah ketika aku sudah bersiap tidur . Entah bagaimana aku mendapat kesan bahwa ia berusaha masuk ke apartemenku. Ia masih ramah dan sopan ,namun agak memaksa. Ia bahkan bertanya apakah ia bisa mengambil fotoku. Katanya untuk koleksinya. Aku mungkin agak kasar ketika menolaknya,namun aku hanya terlalu lelah untuk berurusan dengan seorang tetangga yang aneh.

   Terakhir kali ia datang adalah hari ini,hanya beberapa menit setelah aku sampai di rumah. Aku sedang memasak ,jadi aku tak terlalu yakin mendengar suara ketukan di pintu. Aku kemudian mendengarnya memanggil namaku. Ia terdengar panik dan marah saat itu. Aku tak begitu mendengar dengan jelas apa yang ia katakan dan aku juga tak mengingatnya ,namun beberapa kata terus terpatri dalam ingatan ku.

"Ayolah,kamu harus membantukumenyelesaikan nya"

"Aku hanya butuh satu lagi"

   Aku tak yakin mengapa aku tak ingin membukakannya pintu saat itu,namun aku merasa itu adalah keputusan yang tepat.

"Kumohon ,aku benar benar membutuhkanmu"

"Kau harus membantuku! Tak banyak yang memiliki warna yang tepat sepertimu"

   Dengan setiap kalimat terucap,ia menjadi semakin marah.

"Aku tak punya banyak waktu"

"Kamu harus membantuku,tak peduli kau mau atau tidak!"

   Dan tepat saat aku hendak memanggil polisi, aku mendengar bunyi sirine. Aku langsung membeku ditempat begitu mendengar suara sirine itu makin keras dan menyadari bahwa mereka menuju apartemenku. Sementara itu pintuku bergetar karena seseorang diluar sana berusaha mendobraknya.

   Kemudian aku mendengar teriakan di luar pintu,bel pintu berdering terus menerus. Selanjutnya aku mendengar teriakan dan suara mengutuk,tepat di depan pintuku. Aku bahkan mendengar polisi berteriak mengenai suatu tuduhan pembunuhan.

   Aku tak begitu mengerti apa yang mereka bicarakan ,namun ia mulai berbicara tentang potongan potongan.

Potongan kulit

"sebuah peta" kataku pada diriku sendiri "itu hanya sebuah peta"
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar